Transaksi financial technology (fintech) di Indonesia diprediksi mencapai US$ 275,4 miliar atau sekitar Rp 4.283 triliun tahun ini, menurut laporan terbaru Google, Temasek dan Bain. Pembayaran mayoritas fintech seperti GoPay, ShopeePay, OVO hingga DANA.
Laporan Google, Temasek dan Bain berjudul e-Conomy Southeast Asia 2022 menunjukkan transaksi fintech di Indonesia tahun lalu mencapai US$ 239,4 miliar. “Nilainya diprediksi meningkat menjadi US$ 275,4 miliar tahun ini,” katanya seperti dikutip, Jumat (28/10).
Sedangkan rincian perkiraan peningkatan transaksi berdasarkan subsektor pembayaran, pembiayaan alias pinjaman online (pinjaman fintech), investasi, pengiriman uang dan asuransi di Indonesia adalah sebagai berikut:
Estimasi kenaikan subsektor transaksi berbasis pembayaran, pembiayaan alias pinjaman online (fintech lending), investasi, remitansi, dan asuransi (e-Konomi SEA 2022)
“Layanan keuangan digital akan menjaga momentum menuju tahun 2025, dengan pertumbuhan pembayaran digital mencapai puluhan persen dan platform investasi 75% per tahun,” ujarnya seperti dikutip.
DANA, misalnya, mencatatkan rata-rata transaksi harian pengguna sebanyak 13,5 juta, meningkat 190% secara year-to-date (year-to-date/td) per 12 Oktober. Dengan rincian sebagai berikut:
Transaksi harian untuk fitur Kirim Uang meningkat 386%, Transaksi untuk fitur DANA eMAS meningkat 289%, Transaksi untuk fitur Biller atau pembayaran tagihan rumah tangga meningkat 236%, Transaksi untuk fitur Pembayaran Online khususnya di merchant-merchant global (seperti seperti Apple App Store dan Google Playstore, yang mencakup pembayaran untuk layanan streaming musik dan video) tumbuh 203%
“Peningkatan ini menunjukkan bahwa pengguna semakin terbiasa menggunakan dompet digital,” kata Co-Founder dan Chief Executive Officer DANA Vince Iswara dalam siaran persnya, dua pekan lalu (10/12).