Lazada telah berinvestasi di dua start-up financial technology (fintech), yaitu TNG Digital Malaysia dan DANA Indonesia. Apakah investasi ini akan menjadi cara Lazada untuk ‘menembus’ ekosistem besar Shopee dan Tokopedia – Gojek?
Chief Executive Officer Lazada Group dan Chief Executive Officer Lazada Indonesia James Dong mengatakan, Nusantara adalah pasar yang besar. “Maka dari itu banyak pemain di sini,” ujarnya dalam diskusi terbatas di Singapura, Kamis (1/9).
Ia juga memahami kompetitor seperti Shopee dan Tokopedia sedang membangun ekosistem sehingga disebut superapps atau aplikasi super. Shopee, misalnya, mengubah ShopeePay, ShopeeFood, ShopeePaylator menjadi ShopeeLive.
Sementara itu, Tokopedia melakukan merger dengan Gojek, kemudian membentuk entitas induk bernama GoTo. Ekosistem Tokopedia juga telah berkembang, dengan layanan GoTo Financial termasuk GoPay hingga layanan pesan antar dari Gojek.
Melalui investasi di startup fintech DANA, Lazada ingin memperluas layanan keuangan. “Tidak hanya pembayaran melalui dompet digital, tapi bayar nanti atau beli sekarang bayar nanti. Padahal, dalam jangka panjang, layanan keuangan lainnya seperti pinjaman untuk penjual,” ujarnya.
E-commerce asal Singapura ini ingin lebih menyasar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Rincian jumlah UKM di Tanah Air dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
“Jadi investasi itu membantu kami menjadi lebih kuat dan kami pasti akan menjajaki lebih banyak layanan bersama dalam melayani konsumen dan penjual dengan lebih baik lagi,” kata James.
Ia menjelaskan, Lazada fokus menggaet mitra lokal termasuk DANA. Sebab, pemain lokal dinilai lebih memahami pasar.
“Kami tidak perlu menduplikasi upaya seperti yang dilakukan pemain lain di pasar ini. Kemudian kami dapat berpartisipasi dalam memberikan layanan kepada konsumen,” kata James. “Ini adalah strategi keseluruhan dan filosofi panduan operasi kami.”
Masuknya Lazada ke DANA juga memperluas ekosistem mereka. Lazada menyuntikkan modal untuk startup fintech ini bersama Sinar Mas.
Selain itu, e-commerce tersebut membeli saham dari Elang Mahkota Teknologi (Emtek). Emtek melepas sahamnya di DANA ke Lazadapay Holdings Pte Ltd. Nilai investasi untuk penjualan saham tersebut sebesar US$ 304,5 juta atau sekitar Rp 4,51 triliun.
Penjualan saham tersebut dilakukan Grup Emtek melalui anak usahanya, PT Kreatif Media Karya (KMK) di saham PT Elang Andalan Nusantara (EAN).
Sedangkan DANA memiliki lebih dari 115 juta pengguna di Indonesia. Startup ini juga memiliki lebih dari 900 karyawan, yang sebagian besar adalah insinyur teknologi keuangan.
Fintech pembayaran memproses rata-rata lebih dari 10 juta transaksi harian.
Lalu, Emtek yang memiliki ekosistem besar. Detailnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Cumi bisnis Emtek (Emtek)
Sinar Mas yang merupakan investor baru di DANA juga memiliki ekosistem yang besar. Konglomerasi ini setidaknya telah merambah enam bidang usaha, sebagai berikut:
1. Usaha pertanian
Pendiri Sinar Group Mas Eka Tjipta Widjaja membangun pabrik minyak goreng pada tahun 1968, bernama Bitung Manado Oil Ltd di Manado. Kemudian mendirikan PT Kunci Mas di Rungkut, Surabaya.
Konglomerat itu kini memiliki dua produk minyak goreng yakni Filma dan Kunci Mas.
Grup Sinar Mas juga mengelola 10 ribu hektar perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara.
2. Pulp dan Kertas
Eka Tjipta membangun pabrik kertas PT Tjiwi Kimia pada 1972. Sinar Mas kemudian melebarkan bisnis pulp dan kertas.
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (Tjiwi Kimia)
3. Keuangan
Pada tahun 1982, Grup Sinar Mas mendirikan PT Internas Artha Leasing Company di bidang jasa pembiayaan. Perusahaan berganti nama menjadi PT Sinar Mas Multiartha Tbk
4. Properti
Anak perusahaannya, PT Duta Pertiwi Tbk, mengembangkan perumahan sejak 1988. Setahun kemudian, Sinar Mas mendirikan Bumi Serpong Damai dengan membangun ITC Mangga Dua dan BSD City.
Kini, anak usaha ini dikelola oleh Sinar Mas Land Ltd.
BSD (Database)
5. Energi dan Infrastruktur
Grup Sinar Mas mulai menjajaki sektor energi dan infrastruktur melalui PT Dian Swastatika Sentosa Tbk pada tahun 1998. Kegiatan bisnis utamanya adalah pembangkit uap dan listrik, pertambangan batubara, perdagangan grosir dan multimedia.
6. Telekomunikasi
Pada Agustus 2009, Grup Sinar Mas mengambil alih PT Smartfren Telecom Tbk. Ini adalah kombinasi dari produk telekomunikasi seperti Smart, Fren, Esia, Hepi, AHA hingga BOLT!