liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Kunci Sukses UMKM Adaptasi di Pasar Digital, Apa Saja?

Kunci Sukses UMKM Adaptasi di Pasar Digital, Apa Saja?

Pandemi Covid-19 mendorong jumlah konsumen berbelanja online meningkat dari 75 juta orang menjadi 85 juta. Situasi ini membuat nilai transaksi e-commerce di Indonesia diprediksi menjadi terbesar ketiga di dunia, setelah China dan India.

Agar mampu bersaing dengan pasar global yang mulai bergerak ke arah digitalisasi, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia diharapkan dapat lebih mengeksplorasi, memperkuat posisi bisnisnya. Sebab, menurut Chief Executive Officer ukmindonesia.id, Gilang Ageng, adaptasi ke pasar digital tidak cukup bergantung pada pemasaran saja.

Gilang menjelaskan, riset memiliki peran paling penting dalam mengembangkan bisnis, khususnya UKM yang ingin memasuki pasar digital. Penelitian, kata dia, tidak perlu rumit seperti mengumpulkan berbagai data dalam jumlah banyak untuk kemudian diolah menjadi analisis.

“Riset sebenarnya tidak sesulit dan sesulit itu,” kata Gilang dalam UKM Bangga Indonesia, Menangkan Lokal Go Global bertema “Beda Tak Cukup” yang digelar Katadata.co.id secara virtual, Selasa (28/6).

Menurutnya, inti dari penelitian adalah mengetahui target pengguna dan cara menjangkaunya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan hashtag atau tagar di media sosial.

Selain itu, metode tersebut selalu menggunakan metode observasi, tiru, dan modifikasi (ATM). Kata Gilang, cara ini bisa digarap dengan mencari tren yang disukai orang atau target pengguna. Jika sudah memilikinya, langkah selanjutnya adalah menyiapkan strategi pemasaran atau pengembangan produk.

Cara ini bisa digunakan terus menerus, tidak hanya pada masa pemasaran baru produk dan mencari target konsumen. “Ternyata konsep ATM yang paling menantang adalah modifikasi,” ujarnya.

Sayangnya, dalam lanskap digitalisasi di Indonesia saat ini, Gilang melihat UKM hanya fokus pada pemasaran tanpa upaya meningkatkan nilai atau value dari produk yang ditawarkan. Umumnya para pelaku UMKM ketika memasuki pasar digital cenderung menggunakan strategi mengandalkan influencer atau influencer individu.

Padahal, kata dia, produk adalah raja atau produk adalah raja. Oleh karena itu kekuatan utama sebuah bisnis terletak pada value atau nilai produk yang dimilikinya.

Diakui Gilang, menyampaikan nilai unggul suatu produk agar bisa digenggam konsumen, merupakan pekerjaan yang menantang. Untuk itu, ia menegaskan salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah dengan memberikan fitur atau menonjolkan keunikannya dari produk lain.

Sehingga yang tidak kalah penting, tekankan pada kebutuhan produk untuk pasar yang dituju.

“Apakah perbedaan ini menjadi nilai tambah bagi mereka (pasar)? Inilah pentingnya penelitian. Bagaimana meriset pasar yang tepat untuk produk bernilai tambah yang ingin ditawarkan,” jelas Gilang.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM), saat ini terdapat sekitar 19 juta UKM di Indonesia. Data ini hanya mencakup pelaku usaha yang masuk ke dunia digital melalui platform e-commerce, tidak termasuk yang memasarkan melalui WhatsApp, Instagram dan sebagainya.

Dari sekian banyak UKM di Indonesia, Gilang mengaku telah membantu 500 pedagang pasar untuk mendigitalkan melalui platform whatsapp. Platform ini adalah rekomendasinya kepada para trader karena melibatkan relevansi dalam kehidupan sehari-hari mereka.

“Digitasi mudah digabungkan menggunakan relevansi,” katanya.

Dalam pendampingan tersebut, ia membantu merchant membuat barcode QRIS untuk memudahkan transaksi dan pemasaran melalui katalog WhatsApp. Dari bantuan ini, 76% pedagang mengaku pendapatan mereka meningkat 20% lebih tinggi dari sebelum wabah.

“Jadi intinya modifikasi. Bagaimana semua strategi penjualan digital tidak bisa disamakan,” ujarnya.

UKM memiliki kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Selain itu, UKM menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total tenaga kerja. Pada tahun 2018, terdapat 64,2 juta UKM.