Investor Crypto di Indonesia sudah mulai mengeluhkan scammers yang menggunakan mode ‘penyembelihan babi’ atau ‘penyembelihan babi’. Satgas Waspada Investasi juga meminta pemilik aset cryptocurrency untuk waspada.
“Saat ini ada pengaduan dari korban penipuan ini,” kata Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam Lumban Tobing kepada Katadata.co.id, Kamis (13/10).
Dia menjelaskan, ‘penipuan kulit babi’ pada dasarnya merupakan upaya penipuan atau pemerasan. Namun, cara manipulasinya dibuat seolah-olah berbeda.
“Korban direpresentasikan sebagai babi yang digemukkan untuk disembelih. Pelaku direpresentasikan sebagai peternak,” katanya.
Scammers mengajak calon korban untuk berkomunikasi melalui aplikasi chatting atau media sosial. Selanjutnya, meminta mereka untuk berinvestasi di aplikasi investasi kripto yang diduga palsu dan dikendalikan oleh pelaku.
“Masyarakat diminta berhati-hati dengan upaya komunikasi yang mencurigakan dan melapor ke polisi jika mengalami kerugian,” tambahnya.
Sebelumnya, Biro Investigasi Federal (FBI) meminta investor kripto untuk mewaspadai modus ‘penyembelihan babi’. Penjahat dunia maya ini paling aktif di media sosial dan aplikasi kencan.
Forbes melaporkan, pria berusia 52 tahun asal San Fransisco, Amerika Serikat itu rugi US$ 1 juta atau sekitar Rp 15,2 miliar karena tertipu modus ‘penyembelihan babi’.
Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) juga memperingatkan investor kripto untuk mempelajari cara mengidentifikasi dan menghindari penipuan.
Selain itu, ingatkan lembaga dan perusahaan keuangan, serta perusahaan keamanan siber untuk menerapkan program deteksi penipuan yang lebih canggih.
Apa itu Mode Pembantaian Babi Kripto
Pelaku kejahatan yang menggunakan modus ini biasanya menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan calon korban secara jangka panjang melalui berbagai media sosial atau aplikasi kencan.
Setelah merasa berhasil membuat calon korban percaya setelah komunikasi rutin, pelaku meyakinkan mereka untuk berinvestasi di platform crypto atau cryptocurrency palsu.
Situs web atau aplikasi palsu itu canggih. Sebab, korban dapat melacak investasi kripto mereka. Para pelaku juga membuat platform tersebut seolah memberi keuntungan besar.