liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Investor Kripto RI Diincar Penipu Modus ‘Pig Butchering’, Apa Itu?

Penambang AS Core Scientific Bangkrut, Ini Daftar Bursa Kripto Tumbang

Investor Crypto di Indonesia sudah mulai mengeluhkan scammers yang menggunakan mode ‘penyembelihan babi’ atau ‘penyembelihan babi’. Satgas Waspada Investasi juga meminta pemilik aset cryptocurrency untuk waspada.

“Saat ini ada pengaduan dari korban penipuan ini,” kata Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam Lumban Tobing kepada Katadata.co.id, Kamis (13/10).

Dia menjelaskan, ‘penipuan kulit babi’ pada dasarnya merupakan upaya penipuan atau pemerasan. Namun, cara manipulasinya dibuat seolah-olah berbeda.

“Korban direpresentasikan sebagai babi yang digemukkan untuk disembelih. Pelaku direpresentasikan sebagai peternak,” katanya.

Scammers mengajak calon korban untuk berkomunikasi melalui aplikasi chatting atau media sosial. Selanjutnya, meminta mereka untuk berinvestasi di aplikasi investasi kripto yang diduga palsu dan dikendalikan oleh pelaku.

“Masyarakat diminta berhati-hati dengan upaya komunikasi yang mencurigakan dan melapor ke polisi jika mengalami kerugian,” tambahnya.

Sebelumnya, Biro Investigasi Federal (FBI) meminta investor kripto untuk mewaspadai modus ‘penyembelihan babi’. Penjahat dunia maya ini paling aktif di media sosial dan aplikasi kencan.

Forbes melaporkan, pria berusia 52 tahun asal San Fransisco, Amerika Serikat itu rugi US$ 1 juta atau sekitar Rp 15,2 miliar karena tertipu modus ‘penyembelihan babi’.

Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) juga memperingatkan investor kripto untuk mempelajari cara mengidentifikasi dan menghindari penipuan.

Selain itu, ingatkan lembaga dan perusahaan keuangan, serta perusahaan keamanan siber untuk menerapkan program deteksi penipuan yang lebih canggih.

Apa itu Mode Pembantaian Babi Kripto

Pelaku kejahatan yang menggunakan modus ini biasanya menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan calon korban secara jangka panjang melalui berbagai media sosial atau aplikasi kencan.

Setelah merasa berhasil membuat calon korban percaya setelah komunikasi rutin, pelaku meyakinkan mereka untuk berinvestasi di platform crypto atau cryptocurrency palsu.

Situs web atau aplikasi palsu itu canggih. Sebab, korban dapat melacak investasi kripto mereka. Para pelaku juga membuat platform tersebut seolah memberi keuntungan besar.