Perusahaan pinjaman fintech induk Kredivo, FinAccel, dilaporkan menerima pendanaan hampir US$ 140 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun. Jika benar, berarti startup ini berstatus unicorn.
Unicorn adalah sebutan untuk startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar atau Rp. 15 triliun. Sedangkan decacorn melebihi US$ 10 miliar atau Rp 150 triliun.
Kabar ini diketahui dari data VentureCap Insights. “Investasi ini merupakan bagian dari putaran pendanaan seri D,” ujarnya seperti dikutip Tech In Asia, Selasa (11/10).
Investor yang dilaporkan berpartisipasi dalam putaran pendanaan termasuk Mirae Asset, Square Peg, GMO Global Payment Fund, Jungle Ventures, Openspace Ventures, Cathay Innovation, dan Endeavour Catalyst.
Katadata.co.id mengkonfirmasi kabar tersebut kepada Kredivo. Namun, startup tidak dapat berkomentar.
Jika benar, maka valuasi FinAccel lebih dari US$1,6 miliar. Harga sahamnya naik hampir tiga kali lipat sejak putaran pendanaan sebelumnya pada 2019, menurut data dari VentureCap Insights.
FinAccel didirikan pada tahun 2016. Startup ini menyediakan layanan beli sekarang bayar nanti atau bayar nanti.
Perusahaan rintisan itu mengumumkan akan mendaftarkan penawaran umum perdana (IPO) di Amerika Serikat (AS). Caranya adalah dengan bergabung di VPC Impact Acquisition Holdings II.
VPC Impact Acquisition Holdings II adalah perusahaan akuisisi tujuan khusus alias SPAC di bawah Victory Park Capital. Namun, rencana ini dibatalkan awal tahun ini karena kondisi pasar publik yang kurang menguntungkan.
Namun, FinAccel mengakuisisi sebuah bank di Indonesia bernama Bank Bisnis Internasional. Bank ini akan dikonversi menjadi bank digital.