Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah dengan penutur terbanyak di Indonesia. Namun, banyak orang belum menyadari bahwa bahasa Jawa tidak bersifat tunggal, melainkan memiliki beragam dialek dan variasi tergantung wilayahnya. Dua kota besar yang sering dibandingkan adalah Semarang dan Surabaya. Keduanya sama-sama berada di Pulau Jawa, tetapi memiliki perbedaan bahasa Jawa yang cukup mencolok.
Lalu, apa saja perbedaan bahasa Jawa di Semarang dan Surabaya? Artikel ini akan membahas perbedaannya dari segi logat, kosakata, intonasi, hingga latar belakang budaya yang memengaruhinya.
Gambaran Umum Bahasa Jawa Semarang dan Surabaya
Secara umum:
- Bahasa Jawa Semarang termasuk dalam rumpun Jawa Tengah
- Bahasa Jawa Surabaya termasuk dalam rumpun Jawa Timur
Perbedaan geografis ini memengaruhi cara bertutur, pilihan kata, hingga tingkat kesantunan dalam berbahasa.
Karakter Bahasa Jawa di Semarang
Semarang berada di wilayah Jawa Tengah, yang secara budaya dikenal menjunjung tinggi unggah-ungguh basa atau tata krama bahasa.
Ciri Utama Bahasa Jawa Semarang
- Lebih Halus dan Santun
Bahasa Jawa Semarang cenderung menggunakan:- Bahasa Jawa krama
- Bahasa Jawa madya
terutama saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati.
- Intonasi Lebih Lembut
Cara bicara orang Semarang biasanya:- Pelan
- Tidak meledak-ledak
- Mengalir dan tenang
- Pengaruh Bahasa Jawa Standar
Karena dekat dengan pusat budaya Jawa seperti Solo dan Yogyakarta, bahasa Jawa Semarang sering dianggap mendekati bahasa Jawa baku. - Nada Bicara Menjaga Perasaan Lawan Bicara
Orang Semarang cenderung menghindari konflik secara verbal, sehingga pilihan kata lebih hati-hati.
Karakter Bahasa Jawa di Surabaya
Surabaya dikenal sebagai kota metropolitan di Jawa Timur dengan karakter masyarakat yang tegas dan terbuka. Hal ini sangat tercermin dalam bahasa Jawa Surabaya.
Ciri Utama Bahasa Jawa Surabaya
- Lebih Kasar dan Blak-blakan (Secara Struktur)
Bahasa Jawa Surabaya banyak menggunakan:- Bahasa Jawa ngoko
- Gaya tutur langsung
Meski terdengar kasar bagi orang luar, bagi penuturnya ini adalah bentuk keakraban.
- Intonasi Keras dan Cepat
Logat Surabaya dikenal:- Tegas
- Cepat
- Berenergi
- Minim Tingkatan Bahasa
Dalam praktik sehari-hari, perbedaan krama dan ngoko tidak terlalu ditekankan seperti di Jawa Tengah. - Ekspresif dan Emosional
Bahasa Jawa Surabaya sering terdengar emosional, padahal tidak selalu bermakna marah.
Perbedaan Kosakata yang Mencolok
Selain logat dan intonasi, perbedaan bahasa Jawa Semarang dan Surabaya juga terlihat jelas dari pilihan kosakata.
Contoh Perbedaan Kosakata
| Bahasa Indonesia | Semarang (Jateng) | Surabaya (Jatim) |
|---|---|---|
| Kamu | Kowe / Panjenengan | Koen |
| Tidak | Ora / Mboten | Gak / Gak rek |
| Bagaimana | Kepiye | Piye |
| Kenapa | Ngopo | Ngopo / Ngapain |
| Ayo | Ayo / Monggo | Ayo rek |
Kata “rek” adalah ciri khas Jawa Surabaya yang menunjukkan keakraban dan solidaritas.
Perbedaan Gaya Bicara Sehari-hari
Gaya Bicara Orang Semarang
- Lebih penuh basa-basi
- Banyak menggunakan kata penghalus
- Menjaga sopan santun dalam berbagai situasi
Gaya Bicara Orang Surabaya
- Langsung ke inti
- Minim basa-basi
- Terbuka dan apa adanya
Perbedaan ini sering menimbulkan salah paham jika tidak saling memahami konteks budaya.
Pengaruh Budaya terhadap Bahasa
Budaya Jawa Tengah (Semarang)
Budaya Jawa Tengah menekankan:
- Keselarasan sosial
- Tata krama
- Hierarki usia dan status
Hal ini tercermin dalam penggunaan bahasa yang penuh pertimbangan.
Budaya Jawa Timur (Surabaya)
Budaya Surabaya cenderung:
- Egaliter
- Terbuka
- Berani berpendapat
Bahasanya pun mencerminkan karakter yang lugas dan egaliter.
Persepsi “Halus” dan “Kasar”
Sering muncul anggapan bahwa:
- Bahasa Jawa Semarang itu halus
- Bahasa Jawa Surabaya itu kasar
Padahal, ini lebih kepada perbedaan norma budaya, bukan masalah sopan atau tidak sopan. Dalam konteks Surabaya, bahasa yang terdengar keras justru menandakan keakraban dan kejujuran.
Adaptasi dalam Bahasa Indonesia
Menariknya, perbedaan ini juga terbawa saat penuturnya berbicara bahasa Indonesia.
- Orang Semarang cenderung:
- Berintonasi lembut
- Menggunakan bahasa formal
- Orang Surabaya cenderung:
- Berintonasi tegas
- Menggunakan bahasa informal
Inilah yang sering membuat logat Surabaya lebih mudah dikenali.
Kesalahpahaman yang Sering Terjadi
Perbedaan bahasa Jawa Semarang dan Surabaya kadang memicu:
- Salah tafsir emosi
- Anggapan marah padahal tidak
- Dianggap terlalu halus atau terlalu kasar
Padahal, semua itu hanyalah perbedaan gaya tutur yang dibentuk oleh lingkungan budaya.
Bahasa sebagai Identitas Daerah
Baik bahasa Jawa Semarang maupun Surabaya merupakan:
- Identitas budaya
- Warisan leluhur
- Cerminan karakter masyarakatnya
Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk, keduanya sama-sama bernilai dan patut dihargai.
Kesimpulan
Perbedaan bahasa Jawa di Semarang dan Surabaya terlihat jelas dari segi:
- Logat
- Intonasi
- Kosakata
- Gaya bicara
- Latar belakang budaya
Bahasa Jawa Semarang cenderung halus dan santun, sedangkan bahasa Jawa Surabaya lebih lugas dan ekspresif. Perbedaan ini justru memperkaya khazanah bahasa Jawa dan menunjukkan betapa beragamnya budaya Indonesia.
Penutup
Memahami perbedaan bahasa Jawa Semarang dan Surabaya membantu kita untuk:
- Menghindari salah paham
- Lebih menghargai perbedaan
- Menjalin komunikasi yang lebih baik
Keberagaman bahasa bukan untuk diperdebatkan, melainkan untuk dirayakan.